Thursday, May 21, 2015

Pendidikan Sekolah Dasar



LATAR BELAKANG PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR



Pendidikan di sekolah dasar merupakan lembaga yang dikelola dan diatur oleh pemerintah yang bergerak di bidang pendidikan yang diselenggarakan secara formal yang berlangsung selama 6 tahun dari kelas 1 sampai kelas 6 untuk anak atau siswa-siswi di seluruh indonesia tentunya dengan maksud dan tujuan yang tidak lain agar anak indonesia menjadi seorang individu yang telah diamanatkan atau yang sudah dicita-citakan dalam Undang-undang Dasar 1945. Dalam pelaksanannya, pendidikan di sekolah dasar diberikan kepada siswa dengan sejumlah materi atau mata pelajaran yang harus dikuasainya. Mata pelajaran tersebut antara lain seperti pendidikan agama (diberikan sesuai dengan agama dan kepercayaan siswa masing-masing, yaitu agama islam, kristen, katolik, hindu, dan bhuda), pendidikan kewarganegaraan, bahasa indonesia, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, matematika, pendidikan jasmani dan olahraga, seni budaya dan kerajinan, serta ditambah dengan mata pelajaran yang bersifat muatan lokal pilihan yang disesuaikan dengan daerah masing-masing yaitu seperti mata pelajaran bahasa inggris, bahasa daerah (sesuai dengan daerah masing-masing), dan baca tulis alquran. Pemberian materi yang bersifat lokal dimaksudkan agar budaya dan tradisi di daerah mereka (siswa) tidak terkikis oleh perkembangan budaya asing atau budaya-budaya baru yang hadir di lingkungan siswa. Sehingga dengan demikian, penanaman budaya lokal di setiap daerah di seluruh indonesia tetap lestari dan terjaga keasliannya sebagai aset bangsa sebagai bangsa yang kaya akan keberagaman budaya.

Dengan keanekaragaman budaya yang dimiliki bangsa indonesia itulah maka latar belakang pendidikan di sekolah dasar indonesia mengacu pada akar budaya bangsa, dimana hal itu dapat dipertegas berdasar Undang-undang No 20 Tahun 2003 pasal 31 ayat 3 dan ayat 5 yang akan di urai penulis pada bagian selanjutnya. Selain mengajar, guru sekolah dasar juga sebagai pendidik yang berkewajiban untuk selalu menanamkan kepada anak didik atau siswanya menjadi jiwa dan insan-insan yang menjunjung budaya bangsa seperti yang tertuang pada amanat undang-undang tersebut di atas. Alhamdulillah, Hal itu nampak jelas tertanam pada jiwa siswa ketika siswa bertemu dengan guru di jalan dan menyapa guru tersebut sembari mencuim tangan guru tersebut. contoh lain dari latar belakang bahwa pendidikan di sekolah dasar mengacu pada budaya bangsa adalah pembacaan doa sebelum pelajaran dimulai, menghormati guru sebagai orang tua kandung sendiri, gotong royong sesama teman dalam bentuk kerja sama, dan masih banyak lagi contoh kasus lain seperti pemberian materi pelajaran bahasa daerah, berpakaian rapi dan sopan dan lain sebagainya.

Dari uraian tersebut di atas, maka pendidikan di sekolah dasar sebagai pendidikan formal bagi anak generasi penerus bangsa di kemas berdasarkan karakter dan budaya bangsa yang kemudian ditetapkan melalui kurikulum. kemudian dari kurikulum inilah roda pendidikan dipacu serta dijalankan.

Sejalan dengan itu, untuk menghadapi tantangan global dimasa mendatang pemerintah telah menyiapkan dan mencetak tunas-tunas bangsa untuk menjadi atau memiliki sumber daya manusia yang handal, tentunya dibarengi dengan berbagai cara dan upaya yang telah banyak ditempuh pemerintah untuk mengupayakan agar mutu dan kualitas pendidikan di sekolah dasar di indonesia ini dapat meningkat seiring dengan perkembangan jaman, ilmu dan teknologi. Salah satu cara yang saat ini telah dilakukan adalah dengan upaya meningkatkan kinerja guru sebagai pendidik dan sebagai sarana sumber belajar bagi siswa dengan memberikan bekal dan pelatihan, penambahan gaji pokok bagi para guru yang sering kita dengar dengan "sertifikasi", dan pemberian dana BOS untuk kelangsungan dan kelancaran kegiatan pembelajaran di tiap-tiap sekolah.

Hal-hal tersebut merupakan bentuk peduli pemerintah terhadap pendidikan. perlu disadari bahwa pendidikan merupakan tulang punggung kemajuan suatu bangsa. Artinya bahwa pendidikan menyumbang peran yang sangat signifikan dalam mencetak tunas bangsa agar nantinya dapat menggantikan generasi yang sudah tua dengan kepribadian yang menjunjung tinggi nilai-nilai pancasila sebagai falsafat bangsa indonesia.

Pada satuan tingkat sekolah dasar, siswa merupakan anak didik yang perlu untuk di arahkan, dikembangkan, dan dijembatani ke arah perkembangannya yang bersifat komplek. Maka dari itu pendidikan di sekolah dasar pada hakekatnya merupakan pendidikan yang lebih mengarahkan dan lebih banyak memotivasi siswa untuk belajar. Hal tersebut karena siswa sekolah dasar merupakan anak yang unik dan perlu perhatian. Latar belakang keunikan mereka terlihat pada perubahan berbagai aspek baik sikap, gerak, dan inteligennya sehingga mempengaruhi perkembangannya.






SEJARAH PENDIDIKAN DI SEKOLAH DASAR



Sekilas potret kelam sejarah pendidikan di Indonesia, dimulai pada masa penjajahan, jumlah sekolah di Indonesia ini dapat dihitung dengan hitungan jari. Dan bahkan, sekolah yang ada pada waktu itu hanya Sekolah Dasar saja. menurut kata Pak Guru waktu saya masih sekolah dasar sekitar Tahun 1992, Beliau menceritakan bahwa Sekolah pada waktu itu (masa penjajahan) adanya hanya sampai pada kelas 3. dimana dulunya bukan bernama sekolah dasar, melainkan sekolah rakyat (SR) yang diperuntukan bagi warga pribumi. Sekarang, Alhamdulillah sekolah-sekolah sudah banyak berdiri bahkan dalam satu desa sudah ada 2 sampai 3 sekolah. apalagi sekolah dasar, ditambah lagi sekolah yayasan, tinggal milih sekolah mana yang disukai untuk sekolah. Sekarang, saatnya untuk mempertahankan dan meningkatkan taraf kualitas dan kuantitas sekolah sendiri. agar dapat membawa manfaat bagi generasi selanjutnya yang lebih baik.

Pemberian pendidikan secara non formal atau formal pada anak bukan hanya dilakukan dalam pendidikan keluarga saja, akan tetapi pemberian dan pemahaman pendidikan kepada anak yang lainnya juga bertumpu di tingkat Sekolah Dasar. Pendidikan di sekolah dasar merupakan faktor yang sangat penting. Mengapa demikian? Pada tingkat sekolah dasar inilah, pondasi perkembangan kemampuan berpikir dan belajar anak berpengaruh dan mempengaruhi pada jenjang yang selanjutnya. Artinya, perkembangan mental, fisik, serta inteligensi anak terpusat pada usia antara 0 tahun sampai dengan 12 tahun. masa-masa tersebut merupakan masa keemasan bagi pertumbuhan anak, baik fisik maupun psikisnya. Oleh karenanya, dimasa sekolah dasar, perlu diupayakan kepada anak agar dapat leluasa untuk menerima pengetahuannya dengan sebaik-sebaiknya dan sebenar-benarnya. lingkungan sekolah adalah tempat yang sangat berpengaruh terhadap potensi perkembangan belajar anak sekolah dasar ke ranah yang lebih baik seperti yang telah ditetapkan oleh pemerintah terhadap tujuan pendidikan di sekolah dasar maupun di sekolah lanjutan dapat terwujud. Setiap orang tua pasti menginginkan dan mendambakan anak yang dapat membanggakan orang tua. Bagaimana dengan anak kita? Anak merupakan generasi penerus bangsa. Sebagai orang tua tentunya mengharap kelak anak dapat menjadi penopang hidup yang dapat berguna bagi bangsa, agama, negara dan keluarga. Disini peran penting sekolah dasar sebagai ujung tombak pencetak keberhasilan tunas-tunas bangsa yang mampu menghadapi persoalan bangsanya di masa yang akan datang. Oleh karenanya, di setiap satuan sekolah masing-masing di seluruh Indonesia, sedikit demi sedikit sudah banyak mengalami perkembangan dan peningkatan baik dibidang sarana maupun prasarana. Mari dukung program pemerintah dengan iktikad baik dengan penuh harapan, semoga pendidikan di negeri yang kita cintai lebih baik hari demi hari.

Pada anak usia sekolah dasar antara 7 tahun sampai dengan 12 tahun, nalar berpikir mereka cenderung ingin tahu dan mencoba-coba. Hal ini yang mendasari, bahwa di sekolah dasar merupakan pusat dinamika pendidikan anak yang utama. Anak sekolah dasar akan lebih peka dan tajam dalam menyerap segala pengetahuannya. Oleh karena itu, agar tahap perkembangan belajar anak sekolah dasar dapat berjalan dengan optimal, diperlukan kedisiplinan pembelajaran yang berkesinambungan. Sehingga pada nantinya perkembangan belajar anak SD berkembang secara optimal. siapa yang tidak ingin memiliki anak yang pintar, cakap, kreatif dan juga berakhlak mulia.

Dari kesemuanya, pengertian pendidikan di sekolah dasar itu merupakan lembaga yang bergerak dalam bidang kependidikan yang berupa sekolah tingkat dasar yang mata pelajarannya beragam dan harus mampu dikuasai oleh siswa. Keberagaman ini menyebabkan siswa harus lebih fokus dalam mengikuti proses kegiatan pembelajaran di dalam kelas. tentunya hal ini menjadi tantangan bagi guru untuk mampu merubah paradigma lama dan membuat paradigma baru yang dapat dan mampu diterima siswa di sekolah dan juga dapat diterima oleh masyarakat. Sehingga siswa dan masyarakat beranggapan bahwa sekolah bukan hanya tempat untuk belajar dan mencari ilmu saja tetapi yang lebih penting keberadaan sekolah dapat membawa siswa nyaman, senang, dan menyenangkan dalam belajar sehingga siswa merasa betah dan menumbuhkan motivasi belajar siswa. Dari itu kemudian, diperlukan cara atau upaya menciptakan suasana sekolah dasar kondusif bagi terbentuknya integrasi hubungan yang baik antara sesama warga sekolah seperti yang dimaksud pada uraian di atas.






MENGETAHUI KEBUTUHAN SISWA DI SEKOLAH DASAR



Sebagai makhluk sosial, yang dilimpahkan akal, pikiran, rasa, dan karsa oleh Tuhan. manusia tentunya membutuhkan yang diantaranya makan, minum, pakaian,  rumah atau tempat tinggal. Selain kebutuhan sandang dan papan tersebut, manusia juga membutuhkan pendidikan sebagai bekal dalam upaya membentuk pengetahuannya dalam menghadapi permasalahan hidup yang semakin rumit menuju akhir tuanya.

Sejalan dengan itu pula, maka pendidikan dapat dikatakan sebagai suatu kebutuhan primer. yang artinya menunjukkan kebutuhan yang harus dimiliki oleh manusia sejak ia lahir sampai ke liang kubur. Pendidikan menjadi pedoman diri bagi tiap individu untuk menjalani hidup yang lebih baik, baik dikehidupan duniawi maupun akhirat.

Melangkah dari latar belakang tersebut, pendidikan selalu membuat perubahan sejalan dengan pengetahuan dan penemuan-penemuan baru. Pendidikan sekolah dasar sebagai lembaga yang mendidik dan memberi bekal pengetahuan di tingkat dasar sebagai pencetak generasi dan penerus bangsa yang dapat diandalkan dikemudian hari dalam menghadapi tantangan dan persoalan baik di lingkungan masyarakat maupun berbangsa dan bernegara.

Hal itu kiranya perlu dikupas dan diketahui oleh para guru khususnya, sebagai ujung keberhasilan pendidikan dan umumnya seluruh jajaran Dinas Pendidikan beserta pemerintah untuk meraih cita-cita tersebut, membutuhkan pemikiran yang objektif untuk melaksanakannya. Langkah awal yang perlu diperhatikan adalah dengan mengetahui akan kebutuhan siswa di sekolah dasar. Apa saja kebutuhan siswa di sekolah dasar? Ada dua aspek kebutuhan, yakni kebutuhan eksternal dan internal.

Kebutuhan eksternal lebih mengarah kepada kebutuhan peralatan alat-alat sekolah seperti seragam, buku, tas, sepatu, pensil, dan alat-alat sekolah lainnya. Sedangkan kebutuhan yang kedua yang juga sangat penting adalah kebutuhan internal. Kebutuhan ini lebih mengacu kepada semangat yang timbul pada dalam diri siswa itu sendiri untuk menumbuhkan prestasi belajar, bakat dan minat yang terpendam pada diri masing-masing siswa untuk lebih terpacu dan termotivasi. Hal ini berarti membutuhkan bantuan orang lain yang dalam hal ini tentunya adalah guru. Sekali lagi tugas para guru di sekolah dasar di kelas bukan hanya sebagai pemberi materi/narasumber atau pengajar saja, akan tetapi lebih dari itu seorang guru di kelas juga menjadi motivator dan pemberi bimbingan bagi semangat siswa-siswanya ke arah prestasi yang membanggakan. Oleh karenanya, bimbingan adalah layanan yang wajib diberikan guru kepada semua siswa di sekolah dasar dan seyogyanya guru harus mampu mengetahui kebutuhan yang dibutuhkan siswanya dalam memberikan layanan bimbingan agar tahap perkembangan belajarnya terlampaui secara baik.
Bimbingan adalah bentuan yang diberikan kepada individu untuk memperoleh penyesuaian diri dalam menelaah pengalaman belajarnya yang diperoleh di sekolah agar mencapai perkembangan yang optimal. bimbingan merupakan suatu proses, dimana bentuk kegiatannya dilakukan secara terus menerus, berkelanjutan dan bukan sebuah kegiatan yang seketika atau kebetulan. Maka, bimbingan bagi siswa di sekolah dasar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan secara sistematis dan berencana. karena pada usia sekolah dasar, merupakan tahap perkembangan yang dinamis, holistik dan unik. pemberian bimbingan tentunya dengan mempertimbangkan keragaman dan keunikan individu tersebut. Tidak ada teknik pemberian bimbingan yang berlaku umum bagi semua siswa. Namun bimbingan ini dimaknai secara individual yang didasarkan sesuai dengan pengalaman dan tingkat kebutuhan siswa.

       Psikologi pendidikan dan psikologi perkembangan dengan jelas membeberkan kedudukan pendidikan dasar dalam perkembangan dan pembentukan kepribadian anak yang menjalani pendidikan persekolahan tingkat dasar. Pendidikan persekolahan tingkat dasar inilah yang meletakkan dasar perilaku bersekolah selanjutnya (Ki Sarino M, 1982 : 75). Anak didik yang belum mempunyai kesadaran yang mantap tentang kewajiban-kewajiban serta tugas-tugas persekolahan, bisa mengalami kegoncangan mental, ketika menemui pengalaman belajar-mengajar di sekolah yang membuatnya terperangah (Iman Sudiyat, 1982 : 33).
Sejarah pendidikan dasar di Indonesia menunjukkan bahwa bukan baru di tahun sembilan puluhan ini, bahasa asing di ajarkan. Sebelum Perang Dunia II di jaman penjajahan Belanda, di sekolah-sekolah HIS yang sederajat dengan SD, mulai kelas-3 diajarkan bahasa Belanda secara intensif (Sadtono, 1988 : 27). Dan setiap siswa merasa sangat bangga ketika mulai berkenalan dengan bahasa Belanda. Baru seminggu dia belajar bahasa Belanda, si anak sudah bisa mengucapkan sepatah dua patah kata dan atau frasa dalam bahasa Belanda. Ketika di rumah, si anak dengan ucapan yang belum sempurna, namun sudah berani mendemonstrasikan di hadapan ayah-ibunya bahasa yang baru saja dipelajarinya di sekolah. Di malam hari ketika belajar, anak ini membaca buku pelajaran bahasa Belanda yang diberikan sekolah kepadanya dengan suara yang keras, agar orang lain bisa mendengarnya (Lambut, 1988 ; 19).
Di Jaman pendudukan Jepang, sejak kelas 2 Sekolah Rakyat, siswa harus belajar bahasa Jepang melalui aksara Katakana dan Hirakana. Baru di kelas 4 diajarkan aksara Kanji. Secara jujur harus pula dikatakan bahwa siswa Sekolah Rakyat yang belajar bahasa Jepang itu, dapat berbahasa Jepang dengan baik (Lambut 1988 : 36). Semua itu menunjukkan bahwa pelajaran bahasa asing di masa lalu, tidak menimbulkan masalah yang buruk bagi pembelajaran bahasa dan ilmu yang diperuntukkan bagi pendidikan dasar itu.

0 komentar:

Post a Comment

Blog Archive

Powered by Blogger.

Translate Here

About Me

Most Trending

Popular Posts

Widget